Ketinggian ± 80 - 300 m. Lembah Harau yang terletak di  propinsi Sumatera barat ini merupakan jurang yang besar dengan diameter  mencapai 400 m. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan  udara yang masih segar, Anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya.  Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik  mengelilingi lembah. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai  ketinggian 80 m hingga 300 m. Pokoknya, Dari mulai saat memasuki Lembah  Harau ini kita akan menemukan banyak keindahan yang memukau sepanjang  jalan . 

Sangatlah cocok kalau sebagian pemanjat yang telah  mengunjungi tempat ini memberi julukan Yosemite nya Indonesia. Tempat  ini sudah lama menarik perhatian orang. Sebuah monumen peninggalan  Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta merupakan bukti  bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi orang sejak 1926.  
 
 Pada monumen itu tertera tanda tangan Asisten Residen  Belanda di Lima Puluh Koto saat itu, F. Rinner, dan dua pejabat  Indonesia,Tuanku Laras Datuk Kuning nan Hitam dan Datuk Kodoh nan Hitam.
        
Keindahan masih  bertebaran di dataran tingginya. Di sana Anda akan menemukan cagar alam  dan suaka margasatwa Lembah Harau seluas 270,5 hektar. Tempat ini  ditetapkan sebagai cagar alam sejak 10 Januari 1993. 
 
 
Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harauter terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatera. Monyet ekor panjang (Macaca fascirulatis) merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini. Hewan ini jinak dan suka mondar-mandir dalam kerumunan pengunjung. Namun, Anda tetap perlu hati-hati. Karena ada juga monyet yang binal dan suka usil. Tak jarang mereka mengambil makanan atau barang-barang bawaan pengunjung, dan mencakar ketika didekati.
Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harauter terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatera. Monyet ekor panjang (Macaca fascirulatis) merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini. Hewan ini jinak dan suka mondar-mandir dalam kerumunan pengunjung. Namun, Anda tetap perlu hati-hati. Karena ada juga monyet yang binal dan suka usil. Tak jarang mereka mengambil makanan atau barang-barang bawaan pengunjung, dan mencakar ketika didekati.

Binatang  primata lainnya yang hidup di suaka margasatwa ini, seperti siamang  (Hylobatessyndactylus) dan simpai (Presbytis melalopos). Suara mereka  sering terdengar tapi jarang menampakkan diri. Fauna lain yang  dilindungi di cagar alam ini juga termasuk harimau Sumatera (Panthera  tigris sumatrensis), beruang (Helarctos malayanus), tapir (Tapirus  indicus), kambing hutan (Capriconis sumatrensis), dan landak (Proechidna  bruijnii). Sebanyak 19 spesies burung, termasuk burung kuau (Argusianus  argus) dan enggang (Anthrococeros sp), menjadi penghuni suaka  margasatwa Lembah Harau yang dilindungi undang-undang. Kawasan ini juga  dilengkapi dengan Taman Wisata Lembah Harau. 

 
 
Taman wisata yang luasnya 27,5 hektar ini ditetapkan sejak tahun 1979. Potensi taman wisata ini adalah empat buah air terjun, gua, celah alam, dan tebing terjal membentuk suatu pemandangan yang indah dan menakjubkan.

 
 Taman wisata yang luasnya 27,5 hektar ini ditetapkan sejak tahun 1979. Potensi taman wisata ini adalah empat buah air terjun, gua, celah alam, dan tebing terjal membentuk suatu pemandangan yang indah dan menakjubkan.
 
 Di sini, tersedia fasilitas rekreasi seperti kolam  pemandian, tempat berkemah, dan jlan setapak untuk hiking keliling  kawasan. Harga tanda masuk relatif murah. Di loket penjualan karcis,  akan mendapatkan peta kawasan cagar alam dan suaka margasatwa Lembah  Harau. Bila membutuhkan penunjuk jalan, kita juga bisa menggunakan jasa  tenaga guide yang yang dibayar harian. Lembah Harau terletak di  Kabupaten Lima Puluh Kota, sekitar 15 km dari Kota Payakumbuh, atau 47  km timur laut kota Bukittinggi. 
 
 
Untuk akses ke sana, bisa memulainya dari terminal Aur Kuning di Bukittinggi. Naik bus ke jurusan Payakumbuh, kemudian diteruskan dengan naik bus ke Sari Lama atau Lamaksari. Dari Sari Lama perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 4 km (sekitar satu jam) menuju ke pintu masuk cagar alam
 
 Untuk akses ke sana, bisa memulainya dari terminal Aur Kuning di Bukittinggi. Naik bus ke jurusan Payakumbuh, kemudian diteruskan dengan naik bus ke Sari Lama atau Lamaksari. Dari Sari Lama perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 4 km (sekitar satu jam) menuju ke pintu masuk cagar alam

 
 
 
