Dua lengannya diamputasi karena sebuah kecelakaan saat ia kecil. Saat berusia 10 tahun, dia tersengat listrik saat bermain petak umpet.
Duduk dengan tenang di depan piano, ia melapisi kaki kirinya dengan kaus kaki. Sebelum menekan tuts piano.
Liu menjadi pusat perhatian awal Agustus 2010 ini, saat ia bermain dalam ajang adu bakat, 'China's Got Talent' -- versi China dari acara sejenis yang melejitkan penyanyi paro baya, Susan Boyle ke puncak ketenaran.
Sejak kehilangan kaki, Liu melatih kakinya untuk menggantikan kerja tangan. "Apapun yang bisa dilakukan orang dengan tangannya, aku bisa melakukannya dengan kakiku," kata Liu, seperti dimuat situs berita, CBSnews.com.
Ajang 'China's Got Talent' yang juga menampilkan penari modern yang kehilangan anggota tubuhnya, menjadi hits sejak diluncurkan Juli 2010 lalu -- meski ada spekulasi yang beredar soal keaslian asal usul peserta.
Progam yang ditayangkan Dragon TV ini berhasil membangkitkan harapan dan semangat para penyandang cacat yang selama ini dianggap tidak beruntung di China.
Dalam penampilan perdananya, Liu memukau penonton dengan membawakan "Mariage D'amour" karya Richard Clayderman. Tak sedikit yang meneteskan air mata haru menyaksikan penampilan spektakulernya.
Dalam sesi wawancara dengan Associated Press (AP) di Shanghai, ia sepotong lagu karyanya.
Permainannya luar biasa, tanpa cacat. Bagi Liu kebutuhannya akan musik, seperti manusia membutuhkan oksigen.
Meski pemerintah berupaya memperbaiki kondisi penyandang cacat di China, masih tetap ada juga yang terpaksa mengemis di jalanan.
Bagaimanapun, Liu mengaku beruntung. "Saya memiliki makanan untuk dimakan dan pakaian untuk dikenakan. Banyak orang yang peduli tentang aku."
Tak ada alasan baginya untuk tidak bersyukur. "Ada banyak orang tidak cukup makan, aku jauh lebih beruntung dari mereka."
Ganlu Ming, seorang penulis dan kritikus seni di Shanghai, mengatakan bahwa, apa pun motif komersial di balik "China's Got Talent," acara ini meningkatkan kesadaran orang dalam cara yang positif.
"Kenyataannya adalah bahwa orang-orang tersentuh permainan yang luar biasa, terlepas dari apakah mereka cacat atau miskin," katanya.
Bagi Liu dan beberapa peserta lainnya, perjuangan mereka dalam hidup lebih berat dari orang normal.
Namun, mereka menunjukkan, apapun rintangan dan hambatan, bakat dan kemampuan bisa diperoleh melalui kerja keras.