Mbah Rejodimulyo bersama Istri dan Cucu ditemani ketua RT (Pak Dalino) di Sumber yang dulunya tlogo sekarang jadi sawah
Desa Nglanggeran, yang berada di kecamatan Patuk, Kab. Gunungkidul yang termasuk dalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata juga memiliki beberapa keistimewaan seperti halnya D.I. Yogyakarta yang memiliki segudang sejarah berupa Kraton dan banyak peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan mataram lainnya seperti taman sari, Tugu Golong-gilik (sekarang lebih akrab dikenal dengan sebutan Tugu Jogja).
Namun beberapa keistimewaan yang dimiliki Desa Nglanggeran ini tidak sebesar dan seheboh yang dimiliki oleh Jogja berupa peninggalan kerajaan Mataram. Keistimewaan yang dimiliki oleh desa yang terdapat diperbatasan Gunungkidul paling barat yang berbatasan langsung dengan kabupaten Bantul dan utara sudah daerah Klaten ini adalah adanya Gunung Api Purba ditengah-tengah masyarakat, adanya tanaman obat yang hanya tumbuh dikawasan Gunung yaitu Pohon Termas. Dan ada lagi fenomena yang sangat unik yaitu adanya sebuah kelompok masyarakat yang tinggal dan hidup di Puncak Gunung Api Purba Desa Nglanggeran, anehnya lagi jumlah KK (kepala keluarga) dalam kelompok masyarakat tersebut tidak mengalami perubahan yaitu berjumlah 7 KK saja.
Cerita yang sangat unik itupun membuat salah satu wartawan kompas (Mba’ Mawar dan kami (Karang taruna Bukit Putra Mandiri) membuktikan dan melihat langsung kebenarannya dengan mengunjungi lokasi dimana kelompok masyarakat tersebut tinggal. Lokasinya bernama Tlogo Mardidho, Dusun Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran. Untuk akses kelokasi ini bisa dengan mendaki Gunung Api Purba (Gunung Nglanggeran) dengan melewati sederetan gunung yang menyusun Gunung Api Purba, dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai kelokasi ini kira-kira 3 jam perjalanan jalan kaki oleh pemuda. Jika mau ditempuh dengan naik motor bisa namun jalannya agak susah dan jika kesana harus ada pemandu dari kami (pengelola kawasan Ekowisata Gunung Api Purba) mengingat akses jalan masih susah dan melewati jalan setapak untuk sampai dipemukiman warga Tlogo ini.
Sesampai disana kami serombongan menemui bapak RTnya (Pak Dalino), rencana langsung mau Tanya-tanya tentang kebenaran misteri 7 KK dilokasi tersebut. Tapi ternyata Pak Dalino tidak mau bercerita karena ada yang lebih dituakan disitu yang juga merupakan tokoh pemangku adatnya, beliau bernama Mbah Rejodimulyo (92 th). Setelah bertemu dengan mbah rejo dimulyo kamipun berbincang dan bertanya tentang misteri 7 KK dilokasi mereka tinggal. Mbah Rejo membenarkan bahwa masyarakat di Dusun Tlogo tersebut memang meyakni dan percaya bahwa jumlah KK yang menghuni dilokasi tersebut harus berjumlah 7 KK tidah boleh kurang dan tidak boleh lebih.
Beliau menceritakan kepercayaan itu sudah turun temurun dan harus ditaati sesuai pesan dari sesepuh pepunden dari dusun Tlogo tersebut yaitu Eyang Iro Dikromo yang dipercaya lokasi tersebut hanya boleh dihuni oleh Mpu Pitu (kelompok tujuh), yang dimana Mbah Rejodimulyo mengatakan kelompok tujuh tersebut yakni kelompok Kepala Keluarganya. Jadi sampai saat ini jumlah rumah yang ada di dusun Tlogo inipun hanya terdiri dari 7 Rumah dengan penghuni sebagai berikut :
1. Mbah Rejodimulyo (92thn)
2. Mbah warsodiyono (80 thn)
3. Mbah Karso (97 thn)
4. Yatno Rejo (60 thn)
5. Sumadiyono (60 thn)
6. Dalino (60 thn)
7. Hardi ( 40 thn)
Luas lokasi dari dusun tlogo ini cukup luas, bapak ketua RT (Pak Dalino) menuturkan luas dusun Tlogo mencapai 10-15 Ha. Masing-masing kepala keluarga mempunyai luas tanah yang berbeda-beda, sedangkan Mbah Rejodimulyo memiliki kira-kira 2 ha tanah.
Hingga saat ini dusun Tlogo yang merupakan kawasan desa Nglanggeran dibagian paling ujung timur Gunung Api Purba masih ditempati 7 KK, dan menjalin kehidupan bermasyarakat dengan desa tetangga juga yaitu Desa Terbah. Untuk membuktikan kelokasi ini bisa menghubungi Karang Taruna Bukit Putra Mandiri, yang akan mengantar kelokasi. Karena akan sulit menuju lokasi ini tanpa dipandu dari kami.
Desa Nglanggeran, yang berada di kecamatan Patuk, Kab. Gunungkidul yang termasuk dalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata juga memiliki beberapa keistimewaan seperti halnya D.I. Yogyakarta yang memiliki segudang sejarah berupa Kraton dan banyak peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan mataram lainnya seperti taman sari, Tugu Golong-gilik (sekarang lebih akrab dikenal dengan sebutan Tugu Jogja).
Namun beberapa keistimewaan yang dimiliki Desa Nglanggeran ini tidak sebesar dan seheboh yang dimiliki oleh Jogja berupa peninggalan kerajaan Mataram. Keistimewaan yang dimiliki oleh desa yang terdapat diperbatasan Gunungkidul paling barat yang berbatasan langsung dengan kabupaten Bantul dan utara sudah daerah Klaten ini adalah adanya Gunung Api Purba ditengah-tengah masyarakat, adanya tanaman obat yang hanya tumbuh dikawasan Gunung yaitu Pohon Termas. Dan ada lagi fenomena yang sangat unik yaitu adanya sebuah kelompok masyarakat yang tinggal dan hidup di Puncak Gunung Api Purba Desa Nglanggeran, anehnya lagi jumlah KK (kepala keluarga) dalam kelompok masyarakat tersebut tidak mengalami perubahan yaitu berjumlah 7 KK saja.
Cerita yang sangat unik itupun membuat salah satu wartawan kompas (Mba’ Mawar dan kami (Karang taruna Bukit Putra Mandiri) membuktikan dan melihat langsung kebenarannya dengan mengunjungi lokasi dimana kelompok masyarakat tersebut tinggal. Lokasinya bernama Tlogo Mardidho, Dusun Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran. Untuk akses kelokasi ini bisa dengan mendaki Gunung Api Purba (Gunung Nglanggeran) dengan melewati sederetan gunung yang menyusun Gunung Api Purba, dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai kelokasi ini kira-kira 3 jam perjalanan jalan kaki oleh pemuda. Jika mau ditempuh dengan naik motor bisa namun jalannya agak susah dan jika kesana harus ada pemandu dari kami (pengelola kawasan Ekowisata Gunung Api Purba) mengingat akses jalan masih susah dan melewati jalan setapak untuk sampai dipemukiman warga Tlogo ini.
Sesampai disana kami serombongan menemui bapak RTnya (Pak Dalino), rencana langsung mau Tanya-tanya tentang kebenaran misteri 7 KK dilokasi tersebut. Tapi ternyata Pak Dalino tidak mau bercerita karena ada yang lebih dituakan disitu yang juga merupakan tokoh pemangku adatnya, beliau bernama Mbah Rejodimulyo (92 th). Setelah bertemu dengan mbah rejo dimulyo kamipun berbincang dan bertanya tentang misteri 7 KK dilokasi mereka tinggal. Mbah Rejo membenarkan bahwa masyarakat di Dusun Tlogo tersebut memang meyakni dan percaya bahwa jumlah KK yang menghuni dilokasi tersebut harus berjumlah 7 KK tidah boleh kurang dan tidak boleh lebih.
Beliau menceritakan kepercayaan itu sudah turun temurun dan harus ditaati sesuai pesan dari sesepuh pepunden dari dusun Tlogo tersebut yaitu Eyang Iro Dikromo yang dipercaya lokasi tersebut hanya boleh dihuni oleh Mpu Pitu (kelompok tujuh), yang dimana Mbah Rejodimulyo mengatakan kelompok tujuh tersebut yakni kelompok Kepala Keluarganya. Jadi sampai saat ini jumlah rumah yang ada di dusun Tlogo inipun hanya terdiri dari 7 Rumah dengan penghuni sebagai berikut :
1. Mbah Rejodimulyo (92thn)
2. Mbah warsodiyono (80 thn)
3. Mbah Karso (97 thn)
4. Yatno Rejo (60 thn)
5. Sumadiyono (60 thn)
6. Dalino (60 thn)
7. Hardi ( 40 thn)
Luas lokasi dari dusun tlogo ini cukup luas, bapak ketua RT (Pak Dalino) menuturkan luas dusun Tlogo mencapai 10-15 Ha. Masing-masing kepala keluarga mempunyai luas tanah yang berbeda-beda, sedangkan Mbah Rejodimulyo memiliki kira-kira 2 ha tanah.
Hingga saat ini dusun Tlogo yang merupakan kawasan desa Nglanggeran dibagian paling ujung timur Gunung Api Purba masih ditempati 7 KK, dan menjalin kehidupan bermasyarakat dengan desa tetangga juga yaitu Desa Terbah. Untuk membuktikan kelokasi ini bisa menghubungi Karang Taruna Bukit Putra Mandiri, yang akan mengantar kelokasi. Karena akan sulit menuju lokasi ini tanpa dipandu dari kami.