PRIA yang mengonsumi Viagra dan obat-obatan bantuan seks lain, melipatgandakan dirinya terhadap risiko kehilangan pendengaran. Simak bagaimana rekomendasi FDA (Food and Drug Administration) soal risiko ini.
Penelitian menunjukkan, pengguna Viagra menempatkan diri mereka dalam risiko kehilangan pendengaran jangka panjang. Pria yang mengonsumsi Viagra ataupun obat-obatan lain seperti Cialis dan Levitra (jenis PDE-5i), dua kali lebih kemungkinan untuk kehilangan pendengaran dibanding pria yang tidak mengonsumsinya.
Hasil penelitian mengamati 11.525 pria berusia di atas 40 tahun yang memanfaatkan obat bantuan seks. Fakta tersebut telah dipublikasikan pada 18 Mei 2010 di jurnal Archives of Otolaryngology-Head and Neck Surgery.
Peneliti studi Gerald McGwin, seorang profesor epidemiologi di University of Alabama di Birmingham, mengatakan bahwa peringatan pemerintah saat ini terhadap risiko kehilangan pendengaran terkait dengan penggunaan Viagra dan obat-obatan sejenis.
"Meskipun ada keterbatasan dalam penelitian ini, adalah bijaksana jika pasien yang menggunakan obat ini diberi peringatan tentang tanda-tanda dan gejala gangguan pendengaran. Mereka sebaiknya juga didorong untuk mencari bantuan medis segera untuk mencegah potensi kerusakan permanen," kata McGwin.
Temuan ini mengikuti peraturan FDA soal perubahan pada label obat agar lebih jelas menampilkan risiko kehilangan pendengaran.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat secara langsung antara penggunaan obat seperti Viagra dan kehilangan pendengaran. Sebab, di antara kelemahan studi adalah risiko itu didasarkan pada pria yang lebih tua, yang sudah memiliki risiko kehilangan pendengaran.
Perlu diketahui, obat PDE-5i—pertama kali dikembangkan untuk mengobati hipertensi—belakangan digunakan secara luas untuk mengobati disfungsi ereksi. Siapa saja yang mengalami masalah pendengaran saat mengonsumsi Viagra, harus menghentikan penggunaan dan mengambil tindakan penanganan segera, seperti disarankan FDA.
(ftr)