Dunia tanpa Midgley?
Kebayang ga sih dunia tanpa mobil? Sepertinya sulit membayangkannya karena mobil sudah menjadi bagian yang alami dalam kehidupan kita semua. Mau melakukan apapun, pergi kemanapun, bertemu siapapun kita berangkatnya pakai mobil. Ya, kalau bukan mobil ya motor atau angkot. Sama ajalah. .
Atau bagaimana dengan dunia tanpa lemari es? Makanan harus dikonsumsi sesegera mungkin, tidak bisa kirim-kirim makanan masak. Hmmm… Sepertinya dunia yang kita tinggali tidak akan sama tanpa adanya mesin pembakaran dalam atau lemari es.
Hari ini kita akan melihat hidup, temuan dan warisan pada dunia seorang yang hebat tapi tidak dikenal bernama Thomas Midgley, Jr. Memang kalau anda meng-google lemari es atau mesin pembakaran dalam anda akan menemukan bahwa Midgley ini bukan penemunya, tapi dia melakukan yang lain. Dia membuatnya efisien.
Lahir dan besar di Amerika Serikat, Thomas Midgley, Jr adalah anak dari seorang penemu dan dari kecil dia memiliki hasrat yang tinggi untuk mengikuti jejak langkah bapaknya. Dengan bekal gelar Insinyur Mekanis dari Cornell University, dia bekerja pada sebuah perusahaan yang nantinya akan menjadi laboratorium General Motors.
Seorang insinyur yang handal, Midgley mendapat 4 penghargaan tinggi dari American Chemical Society termasuk yang paling prestisius ‘the Priestley Medal’ pada tahun 1941, dan bukan hanya itu dia juga diberikan dua gelar honorer, terpilih menjadi anggota National Academy of Sciences dan juga menjabat sebagai Presiden dan Chariman dari the American Chemical Society.
Sepanjang kariernya dia memegang lebih dari 100 paten. Ini bukan orang sembarangan, bung.
Bukan sembarang orang
Tapi sepanjang sejarah manusia, ada banyak orang yang seperti Midgley berhasil mengubah dunia dengan teknologi. Apa yang membuat dia spesial? Bukan karena pakai telur 3 tapi karena tanpa sengaja, Midgley merusak lingkungan hidup.
Ketika itu Midgley berumur 27 tahun dan bekerja pada Dayton Engineering Laboratories Company. Di tahun 1920an masalah besar yang sedang dihadapi oleh mesin pembakaran dalam adalah enginge knocking. Ini diakibatkan oleh pembakaran bensin yang terlalu cepat menghasilkan hilangnya tenaga mesin dan juga mempercepat proses pengausan mesin dan bahkan kadang-kadang bisa mengakibatkan mesinnya meledak (bukan seperti di film hollywood, tapi pistonnya bisa saja terdorong keluar dari mesin).
Ketika Midgley dan rekannya sedang brainstorming mereka mendapatkan ide bahwa bila warna bensin diubah knocking akan berkurang (aneh memang), dan mereka menambahkan Iodine (karena warnanya merah) kedalamnya dan sim-salabim, ternyata berhasil. Tapi ternyata bukan karena warnanya tetapi sesuatu didalam Iodine itu yang mengubah kadar oktan bensin itu sehingga mesinnya bisa menggunakan rasio kompresi lebih tinggi dan alhasil: knockingnya hilang.
Setelah riset, Midgley dan rekannya menemukan bahwa aditif yang paling bisa mengurangi knocking adalah: Tetra-Ethyl-Lead, atau disingkat jadi TEL. Kalau anda masih ingat Kimia SMA anda akan tahu bahwa Lead = Pb = Plumbum a.k.a Timbal.
Setelah TEL digunakan jumlah timbal di dunia melejit
Riset Midgley menyebabkan teradopsinya bensin bercampurkan timbal di seluruh dunia. Biarpun sekarang bensin pakai timbal sudah dilarang di hampir semua negara, selama lebih dari setengah abad manusia memompa Timbal ke atmosfer kita tanpa menyadari bahwa itu berakibat buruk kepada kesehatan dan juga lingkungan hidup. [1] [2]
Tapi tunggu dulu, ini belum selesai. Dia memiliki satu lagi kontribusi besar untuk manusia.
Pada zamannya zat pendingin yang ada didalam lemari es cukup berbahaya; mereka mudah terbakar, beracun, dan berbagai masalah lain. Jadi Midgley pun mengalihkan perhatiannya kesana dan mengembangkan sesuatu bernama dichlorodiflouro-methane, a.k.a FREON-12. Midgley berhasil membuat CFC komersil pertama (bukan tipe Fried Chicken yah!) dan saking tidak berbahayanya dia dipakai diratusan alat-alat termasuk AC, lemari es, penghisap buat orang asthma, aerosol, dan apapun yang membutuhkan gas lembam.
Tapi seperti anda tahu CFC juga ternyata berbahaya. Pada tahun 1973 dua orang penerima hadiah nobel, F Sherwood Rowland dan Mario Molina, menemukan bahwa molekul gas lembam FREON itu ternyata berdampak besar pada lapisan atmosfer Ozone.
proses penguraian ozone akibat CFC
Sudah jadi pengetahuan umum memang bahwa lapisan ozone melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang berlebihan, dan efek dari sinar UV pun sudah banyak didokumentasi. Ada dua tipe sinar UV dan yang tipe-A sangat membantu dan biarpun ada ozone yang ini tetap lewat. Tapi karena tipisnya lapisan ozone kita tipe yang berbahaya (tipe-B) bisa masuk ke bumi dan mengubah DNA mahluk hidup. DNA. Mungkin anda bisa saja jadi Bruce Banner, tapi kayanya sih ga bakalan. Ilmuwan sepakat bahwa tanpa adanya lapisan ozone, besar kemungkinannya dari dulu kehidupan di dunia tidak pernah akan terjadi.
Pada akhirnya dunia terkejut ketika melihat apa yang dilakukan CFC pada lingkungan hidup dan pada tahun 1982 CFC mulai dilarang di dunia. Tapi sekarang pun itu sudah sedikit terlambat.
Hasil penggunaan CFC didunia
Bagus atau tidak, dunia kita berubah karena perbuatan Thomas Midgley, Jr. Yang menjadi pokok permasalahannya adalah apakah kami harus berterima-kasih padanya atau mengutuknya?
Midgley meninggal pada tahun 1944 tanpa mengetahui akibat dari temuan-temuannya. Dia lakukan apa yang dia lakukan bukan karena adanya kejahatan didalamnya, dia meyakini kalau penemuannya akan mengubah dunia untuk lebih baik. Apakah bisa dia disalahkan? Niatnya kan baik.
Lucunya (sebenarnya tidak lucu sih, tapi bisa dibilang poetic justice), Midgley meninggal oleh tangannya sendiri. Dia terjangkit penyakit polio pada tahun 1940 dan dengan cepat kehilangan kegunaan kakinya. Dia membuat sebuah alat yang menggunakan katrol dan tali untuk membantu dia naik dan turun tempat tidur dan suatu hari dia ditemukan dalam keadaan mati, tidak sengaja tercekik oleh temuannya sendiri.
Ini kisah yang tragis untuk manusia dan juga untuk Midgley. Untuk yang satu ini saya rasa ada baiknya dia terlupakan.
Kebayang ga sih dunia tanpa mobil? Sepertinya sulit membayangkannya karena mobil sudah menjadi bagian yang alami dalam kehidupan kita semua. Mau melakukan apapun, pergi kemanapun, bertemu siapapun kita berangkatnya pakai mobil. Ya, kalau bukan mobil ya motor atau angkot. Sama ajalah. .
Atau bagaimana dengan dunia tanpa lemari es? Makanan harus dikonsumsi sesegera mungkin, tidak bisa kirim-kirim makanan masak. Hmmm… Sepertinya dunia yang kita tinggali tidak akan sama tanpa adanya mesin pembakaran dalam atau lemari es.
Hari ini kita akan melihat hidup, temuan dan warisan pada dunia seorang yang hebat tapi tidak dikenal bernama Thomas Midgley, Jr. Memang kalau anda meng-google lemari es atau mesin pembakaran dalam anda akan menemukan bahwa Midgley ini bukan penemunya, tapi dia melakukan yang lain. Dia membuatnya efisien.
Lahir dan besar di Amerika Serikat, Thomas Midgley, Jr adalah anak dari seorang penemu dan dari kecil dia memiliki hasrat yang tinggi untuk mengikuti jejak langkah bapaknya. Dengan bekal gelar Insinyur Mekanis dari Cornell University, dia bekerja pada sebuah perusahaan yang nantinya akan menjadi laboratorium General Motors.
Seorang insinyur yang handal, Midgley mendapat 4 penghargaan tinggi dari American Chemical Society termasuk yang paling prestisius ‘the Priestley Medal’ pada tahun 1941, dan bukan hanya itu dia juga diberikan dua gelar honorer, terpilih menjadi anggota National Academy of Sciences dan juga menjabat sebagai Presiden dan Chariman dari the American Chemical Society.
Sepanjang kariernya dia memegang lebih dari 100 paten. Ini bukan orang sembarangan, bung.
Bukan sembarang orang
Tapi sepanjang sejarah manusia, ada banyak orang yang seperti Midgley berhasil mengubah dunia dengan teknologi. Apa yang membuat dia spesial? Bukan karena pakai telur 3 tapi karena tanpa sengaja, Midgley merusak lingkungan hidup.
Ketika itu Midgley berumur 27 tahun dan bekerja pada Dayton Engineering Laboratories Company. Di tahun 1920an masalah besar yang sedang dihadapi oleh mesin pembakaran dalam adalah enginge knocking. Ini diakibatkan oleh pembakaran bensin yang terlalu cepat menghasilkan hilangnya tenaga mesin dan juga mempercepat proses pengausan mesin dan bahkan kadang-kadang bisa mengakibatkan mesinnya meledak (bukan seperti di film hollywood, tapi pistonnya bisa saja terdorong keluar dari mesin).
Ketika Midgley dan rekannya sedang brainstorming mereka mendapatkan ide bahwa bila warna bensin diubah knocking akan berkurang (aneh memang), dan mereka menambahkan Iodine (karena warnanya merah) kedalamnya dan sim-salabim, ternyata berhasil. Tapi ternyata bukan karena warnanya tetapi sesuatu didalam Iodine itu yang mengubah kadar oktan bensin itu sehingga mesinnya bisa menggunakan rasio kompresi lebih tinggi dan alhasil: knockingnya hilang.
Setelah riset, Midgley dan rekannya menemukan bahwa aditif yang paling bisa mengurangi knocking adalah: Tetra-Ethyl-Lead, atau disingkat jadi TEL. Kalau anda masih ingat Kimia SMA anda akan tahu bahwa Lead = Pb = Plumbum a.k.a Timbal.
Setelah TEL digunakan jumlah timbal di dunia melejit
Riset Midgley menyebabkan teradopsinya bensin bercampurkan timbal di seluruh dunia. Biarpun sekarang bensin pakai timbal sudah dilarang di hampir semua negara, selama lebih dari setengah abad manusia memompa Timbal ke atmosfer kita tanpa menyadari bahwa itu berakibat buruk kepada kesehatan dan juga lingkungan hidup. [1] [2]
Tapi tunggu dulu, ini belum selesai. Dia memiliki satu lagi kontribusi besar untuk manusia.
Pada zamannya zat pendingin yang ada didalam lemari es cukup berbahaya; mereka mudah terbakar, beracun, dan berbagai masalah lain. Jadi Midgley pun mengalihkan perhatiannya kesana dan mengembangkan sesuatu bernama dichlorodiflouro-methane, a.k.a FREON-12. Midgley berhasil membuat CFC komersil pertama (bukan tipe Fried Chicken yah!) dan saking tidak berbahayanya dia dipakai diratusan alat-alat termasuk AC, lemari es, penghisap buat orang asthma, aerosol, dan apapun yang membutuhkan gas lembam.
Tapi seperti anda tahu CFC juga ternyata berbahaya. Pada tahun 1973 dua orang penerima hadiah nobel, F Sherwood Rowland dan Mario Molina, menemukan bahwa molekul gas lembam FREON itu ternyata berdampak besar pada lapisan atmosfer Ozone.
proses penguraian ozone akibat CFC
Sudah jadi pengetahuan umum memang bahwa lapisan ozone melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang berlebihan, dan efek dari sinar UV pun sudah banyak didokumentasi. Ada dua tipe sinar UV dan yang tipe-A sangat membantu dan biarpun ada ozone yang ini tetap lewat. Tapi karena tipisnya lapisan ozone kita tipe yang berbahaya (tipe-B) bisa masuk ke bumi dan mengubah DNA mahluk hidup. DNA. Mungkin anda bisa saja jadi Bruce Banner, tapi kayanya sih ga bakalan. Ilmuwan sepakat bahwa tanpa adanya lapisan ozone, besar kemungkinannya dari dulu kehidupan di dunia tidak pernah akan terjadi.
Pada akhirnya dunia terkejut ketika melihat apa yang dilakukan CFC pada lingkungan hidup dan pada tahun 1982 CFC mulai dilarang di dunia. Tapi sekarang pun itu sudah sedikit terlambat.
Hasil penggunaan CFC didunia
Bagus atau tidak, dunia kita berubah karena perbuatan Thomas Midgley, Jr. Yang menjadi pokok permasalahannya adalah apakah kami harus berterima-kasih padanya atau mengutuknya?
Midgley meninggal pada tahun 1944 tanpa mengetahui akibat dari temuan-temuannya. Dia lakukan apa yang dia lakukan bukan karena adanya kejahatan didalamnya, dia meyakini kalau penemuannya akan mengubah dunia untuk lebih baik. Apakah bisa dia disalahkan? Niatnya kan baik.
Lucunya (sebenarnya tidak lucu sih, tapi bisa dibilang poetic justice), Midgley meninggal oleh tangannya sendiri. Dia terjangkit penyakit polio pada tahun 1940 dan dengan cepat kehilangan kegunaan kakinya. Dia membuat sebuah alat yang menggunakan katrol dan tali untuk membantu dia naik dan turun tempat tidur dan suatu hari dia ditemukan dalam keadaan mati, tidak sengaja tercekik oleh temuannya sendiri.
Ini kisah yang tragis untuk manusia dan juga untuk Midgley. Untuk yang satu ini saya rasa ada baiknya dia terlupakan.