Sebagian pria harus mengonsumsi obat kuat untuk mengatasi lemah syahwat yang membuatnya kehilangan kemampuan ereksi. Di sisi lain, ada sebagian pria yang masih bisa mengalami ereksi (penis berdiri) bahkan setelah berada dalam kondisi tidak bernyawa.
Dalam bahasa ilmiah, gangguan yang menyebabkan penis mengalami ereksi secara tidak wajar disebut priapism. Pada manusia yang masih hidup, kondisi ini dapat menyebabkan penis mengalami ereksi dalam waktu lama hingga menimbulkan rasa nyeri hebat.
Meski lebih jarang, priapism juga bisa terjadi pada wanita. Namun karena tidak memiliki penis, wanita mengalami ereksi atau ketegangan semacam itu di jaringan klitoris dan kadang-kadang di labia atau bibir vagina baik bibir luar maupun bibir dalam.
Penyebabnya ada bermacam-macam, salah satunya pengaruh obat-obatan termasuk viagra (sildenafril). Penyebab lainnya adalah cedera pada sumsum tulang belakang yang menyebabkan aliran darah terkonsentrasi ke alat kelamin meski tidak ada rangsang seksual.
Priapism tidak hanya terjadi pada manusia yang masih hidup, bahkan mayat sekalipun bisa mengalami kondisi yang dinamakan postmortem proapism. Tak jarang kondisi tersebut dijumpai dalam beberapa kasus kematian yang tidak wajar, terutama akibat gantung diri dalam posisi vertikal.
Dikutip dari Blindloop, Rabu (12/1/2011), salah satu penjelasan atas fenomena yang juga disebut angel lust alias nafsu malaikat ini adalah pengaruh gravitasi. Ketika mayat dalam posisi tergantung, aliran darah akan terkonsentrasi di bagian bawah tubuh termasuk alat kelamin sehingga tampak menegang.
Tekanan pada otak kecil juga bisa memicu aliran darah ke alat kelamin, sesaat sebelum denyut jantung berhenti. Pemicu tekanan tersebut tak lain adalah jeratan tali pada saat gantung diri atau mengalami kecelakaan yang membuat leher terjerat.