Ketika stres, entah itu karena putus cinta, beban kerja yang berat, atau masalah keluarga, perempuan biasanya mencari pelampiasan dengan makan enak. Salah satu makanan yang paling populer jadi comfort food adalah cokelat. Ternyata, ada penjelasan ilmiah mengapa cokelat yang jadi pilihan saat perempuan putus cinta.
Perempuan yang baru diputuskan sepihak oleh pasangannya cenderung "lari" ke cokelat (perempuan Inggris juga memilih wine) karena tubuh mereka tengah mencoba mencari kompensasi untuk kecanduan akan cinta. Dalam relasi cinta, perasaan romantis (meskipun itu dalam situasi yang kurang bahagia) itulah candu yang alami.
Penolakan dalam hal cinta dikaitkan dengan aktivitas otak yang diasosiasikan dengan keinginan mengonsumsi makanan tertentu. Terlihat bahwa naluri manusia untuk mencari motivasi dan pertahanan diri menjadi aktif ketika mereka diingatkan akan hubungan yang gagal.
Dengan mengaitkan area tertentu pada otak dengan penolakan cinta, peneliti menunjukkan bahwa perasaan sedih dapat mengikuti momen putus cinta. Dalam konteks yang lebih parah, mungkin menimbulkan perilaku yang ekstrem, seperti mengintai mantan, membunuh, bahkan bunuh diri.
"Penemuan kami menunjukkan bahwa rasa sakit dari penolakan cinta bisa menjadi bagian penting dari kehidupan yang ada di dalam anatomi dan fisiologi kita," kata Dr Lucy Brown dari Yeshiva University. "Pemulihan yang alami, seperti mencari kekasih baru, juga ada dalam fisiologi kita."
Nah, karena mencari pasangan baru itu tidak gampang, perempuan lalu beralih ke cokelat untuk memulihkan diri.