Dirilisnya film dokumenter tentang pekerja seks pria atau disebut gigolo di Bali mengejutkan banyak pihak. Bila tak ditangani serius, film itu dikhawatirkan bisa merusak citra Bali sebagai lokasi wisata di Indonesia yang berkelas dunia.
"Film yang tidak utuh menggambarkan kondisi nyata bisa merusak citra Bali," kata Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Hakam Naja kepada okezone, Senin, (26/4/2010) malam.
Abdul menjelaskan tindakan represif lewat razia yang digelar oleh satgas Pantai Kuta terhadap pria diduga gigolo menunjukan film berjudul Cowboys in Paradise ini mendapat penolakan dari masyarakat Bali.
"Harus ada langkah-langkah dari pemerintah, karena kalau dibiarkan ini malah meresahkan," sambungnya.
Soal potensi buruknya citra Bali di mata wisatawan domestik ataupun mancanegara, pemerintah daerah, kata Abdul, mesti melakukan langkah antisipasi secepatnya.
Film independen karya sutradara Amit Virmani hendak menceritakan aktivitas perdagangan seks para pria di Bali. Menurut Amit dalam situs resmi film Cowboys in Paradise, banyak wanita asing yang sengaja datang ke Bali untuk menjajal para gigolo tersebut.